Langsung ke konten utama

The Beginning After The End Chapter 292 (Bag 4) Bahasa Indonesia


Bab 292: Kepingan yang Hilang (Bag 4) 

Ketika aku menembus melalui dinding ungu yang mengelilingi bidang bentuk geometris, aku melihat jendela persegi sebelumnya masih utuh. Di dalamnya, aku melihat Haedrig berjalan menyusuri aula yang gelap, matanya tertunduk, ekspresinya penuh perhatian.

Perspektifku bergeser, berfokus pada Ezra saat dia berdiri dan berjalan ke arahku. Regis segera bangkit dari tidurnya yang pura-pura, mengangkat kepalanya dan menatap Ezra. Ascender muda itu berhenti, menatap mata serigala bayangan selama beberapa detik, lalu berbalik untuk pergi, meskipun dia tidak sampai melupakan Ada.

Aku memaksa kesadaranku menjauh dari jendela, fokus pada bentuk yang tersisa. Aku sudah tahu bahwa membuat persegi lain tidak ada gunanya, jadi aku mulai membuat hal pertama yang terlintas dalam pikiran: segitiga sama sisi.

Itu lebih sulit daripada persegi. Potongan-potongan itu tampaknya tidak terpasang satu sama lain dengan benar. Mereka tidak muncul ke hadapanku seperti sebelumnya, jadi aku sibuk membongkar dan memasang kembali bentuk itu lagi dan lagi. Pada saat inti aetherku kosong, aku masih belum berhasil membangun segitiga yang sempurna.

Namun, begitu pikiranku tertuju padanya, aku merasa terdorong untuk menyelesaikannya. Aku tahu secara naluriah pasti ada cara untuk menggabungkan bentuk dan figur ke dalam gambar di benakku, dan saat berikutnya aku memasuki Keystone, aku mencoba lagi.

Tetapi hingga pada hari ketigaku — perjuanganku di Keystone berlangsung hampir 16 jam pada saat ini, dengan sisa waktu yang didedikasikan untuk mengisi kembali aetherku dan sedikit tidur — aku berhasil membentuk segitiga sama sisi yang sempurna.

Seperti sebelumnya, potongan-potongan itu berkilauan dan menjadi satu, dan ketika cahaya itu pudar, aku bisa melihat ke dalam ruang cermin melaluinya, meskipun gambar yang ditunjukkannya padaku berbeda. Ruangan itu kosong. Lalu aku muncul, melangkah keluar dari portal.

Aku menyaksikannya dan tersentak, bersiaga untuk menahan apapun yang datang namun tidak ada serangan.

Aku mendengarkan diriku bertanya, "Siapa — siapa mereka?"

Kemudian Kalon dan Ezra muncul, menabrakku. "Apa apaan?"

Aku melihat masa lalu, aku menyadari, seolah-olah itu telah ditangkap oleh artefak rekaman. Jendela persegi menunjukkanku keadaan sekarang. Jendela segitiga, aku bisa melihat  masa lalu seperti video rekaman.

Jantungku berdegup kencang saat memikirkan bentuk ketiga. Apa itu mungkin?

Perhatianku dialihkan kembali ke jendela persegi. Haedrig duduk di samping Regis, jari-jarinya menelusuri kulit tebal serigala bayangan itu. Mata Regis terpejam, lidahnya menjulur dari sisi mulutnya — gambaran hewan peliharaan yang puas menikmati cakaran yang bagus.

Pengkhianat, pikirku sambil tersenyum.

Di belakang mereka Kalon sedang duduk dengan Ada, dan Ezra berdiri di depan salah satu cermin, tangannya menekan cermin itu.

Aku menghela nafas. Bodoh. Anak itu hanya menyiksa dirinya sendiri dengan berinteraksi dengan roh-roh tersebut. Mereka tidak memiliki hal untuk dibagikan kecuali kegilaan dan kebencian mereka. Mendengarkan mereka hanya bisa membawanya ke kegelapan dan keputusasaan.

Kembali ke gambar yang terlihat melalui segitiga, aku melihat waktu kita di ruang cermin dimainkan lagi. Aku merasa sulit untuk berpaling, menonton untuk kedua kalinya saat Ada dirasuki oleh hantu.

Ada-palsu yang menyelinap ke seberang ruangan tidak terlihat normal, merangkak di atas Riah. Riah sepertinya tidak sadarkan diri, tapi dia tetap tersentak saat Ada membungkuk, lalu menempelkan bibirnya ke bibir Riah.

Riah tersentak, satu sentakan tajam dan tidak wajar, lalu jatuh diam, pucat seperti hantu.

Hantu itu entah bagaimana menarik kekuatan kehidupan langsung dari Riah, membunuhnya seketika. Aku telah berasumsi bahwa itu adalah sejenis makhluk aetheric, seperti kebanyakan monster di Relictomb, tetapi aku belum pernah melihat sesuatu yang sekuat atau mematikan seperti itu.

Di depanku, Ada-palsu, yang sekarang tertahan, melesat ke depan, hampir menggigit Kalon. Tidak, bukan menggigit — hampir mencium Kalon. Kami tidak tahu seberapa dekat dengan kematiannya pada saat itu.

Aku menyingkirkan pikiran yang berputar-putar di benakku. Memikirkan terus-menerus kejadian yang sama, dama saja seperti menjalani hidup dalam lingkaran.

Aku perlu mulai membangun bentuk berikutnya… dan aku tahu persis apa yang dibutuhkan.


Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas. Banyak bonusnya juga. Dengan harga terjangkau kalian bisa baca banyak novel. "Join Tapas to discover amazing stories and unlock episodes of unique comics and books. Use my invite code AMIR280K for 200 Ink! tapas.io/app"