Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Novel The Beginning After The End Chapter 363 (Bag 4) Bahasa Indonesia

    Bab 363:   Hasil dan Perhatian  (Bag 4) Ruang hampa itu kosong dan tidak bergerak di sekitarku. Kegelapan tidak lagi bergelombang, dan aku tidak merasakan apa pun—tidak ada kehadiran, tidak ada energi—di dalam keystone itu bersamaku. Denyut aether terputus-putus terpancar dari tubuhku saat aku melayang menembus kegelapan. Tidak ada tanggapan. Akhirnya, pikiranku menyimpang jauh dari kekosongan dan kembali ke permasalahan dunia nyata. Siswa kelasku menerima kehadiran Briar dan Aphene dengan baik. Meskipun Briar baru belajar di musim keduanya di akademi, dia lebih tua dari kebanyakan yang lain—dan telah berpengalaman dari les privat dengan  Darrin Ordin —sementara Aphene sudah mendekati musim terakhirnya. Kedua wanita muda itu dengan penuh semangat melangkah ke dalam peran mereka, membantuku melatih siswa pada serangkaian teknik baru, manipulasi dari teknik  Kordri yang ku pikir akan membuat mereka lebih siap untuk menuju ke Victoriad . Saat itulah, ketika aku membiarkan pikiranku t

Novel The Beginning After The End Chapter 363 (Bag 3) Bahasa Indonesia

    Bab 363:  Hasil dan Perhatian (Bag 3) Dari Hollow Tower , aku berkeliling di sekitar kampus sebentar sebelum menuju ke kelasku. Aku cukup awal, tetapi pikiranku menolak untuk tenang dan aku tidak bisa fokus pada apa pun, jadi aku menaikkan gravitasi beberapa kali di ring latihan dan mulai melatih tubuhku. Meskipun aku menikmati kesempatan untuk menggunakan pedang aether , aku tidak ingin menjelaskannya kepada siapa pun yang tiba-tiba masuk ke kelas. Aku tidak berlatih lama. Suara pintu terbuka dan langkah kaki tergesa-gesa menuruni tangga membuatku berhenti dari mengulangi salah satu dari banyak bentuk yang telah diajarkan Kordri kepadaku. "Kau disini!" teriak Mayla , bergegas menuju ring . Dengan cepat melompat keluar dari platform pelatihan, aku menekan jari ke dahinya untuk menjauhi lengannya yang terentang ingin memelukku. Mayla terkejut saat dia memeluk udara kosong di antara kami. "Kabar baik?" tanyaku, menyilangkan tanganku dengan santai sambil bers

Novel The Beginning After The End Chapter 363 (Bag 1) Bahasa Indonesia

    Bab 363:  Hasil dan Perhatian (Bag 1) ARTHUR Matahari baru saja terbit, menyelimuti kampus dengan warna kuning dan ungu. Aku rebahan di atas atap Hollow Tower yang datar dan terbuat dari kayu, menikmati pemandangan dan angin sejuk yang tidak bisa ku dapatkan di kamarku. Tower ini telah dibangun sebagai menara pengawas berabad-abad yang lalu dan sudah dijadikan  sebagai tempat untuk bermeditasi, bangunan yang baru dan mewah telah membuat bangunan ini ditinggalkan. Menghembuskan napas berat, aku mengeluarkan keystone dan membaliknya, memeriksa bentuk kubus hitamnya yang sederhana. Permukaannya polos dan buram; satu-satunya ciri fisiknya yang luar biasa adalah bobotnya. “Siapa yang mengira bahwa benda sederhana ini mengandung wawasan yang mampu menulis ulang dunia,” renungku. Bahkan mengetahui semua yang aku lakukan, aku masih merasa sulit untuk percaya bahwa sesuatu yang kecil dan ... nyata ini menyimpan rahasia yang pada akhirnya dapat memungkinkan seseorang untuk mendapatkan wa

Novel The Beginning After The End Chapter 362 (Bag 3) Bahasa Indonesia

  Bab 362:  Takdir Terjalin (Bag 3) Agrona mengangkat bahunya yang besar. “Meskipun aku bisa menjelaskannya, aku tidak bisa membuatmu memahaminya. Setelah apa yang telah ku pelajari dari mencoba memicu reinkarnasi King Grey , selanjtunya aku memulai proses reinkarnasimu, ke dalam tubuh anak yang baru lahir dari keluarga magis terkemuka yang memiliki darah Vritra . Berhasil, seperti yang direncanakan.” Menjaga langkahku tanpa emosi, aku duduk di bangku empuk yang membentang di sepanjang salah satu dinding aula. Bersandar ke dinding, aku menyilangkan kaki dan menunggu dia melanjutkan. “Tetapi aku membutuhkan dua jangkar,” lanjutnya, “dan Cecilia tidak pernah dekat dengan yang lain. Kami mencoba beberapa orang, tetapi tidak ada jiwa yang cukup kuat untuk bereinkarnasi, jadi akhirnya aku mengesampingkan eksperimen itu. Tanpa jangkar yang sesuai, reinkarnasi Legacy terlalu berisiko; wadah yang tepat tidak bisa ditempa.” Aku teringat kembali ke masa kecilku di Alacrya , pada pelatihan d

Novel The Beginning After The End Chapter 362 (Bag 2) Bahasa Indonesia

    Bab 362:  Takdir Terjalin (Bag 2) Rahangku terkatup dan aku menggertakkan gigiku. Meskipun aku ingin dia mengerti—ingin dia membenci Gray sama sepertiku—aku tidak bisa memaksa diriku untuk berbicara. “Mengingat saat-saat kematian bisa membuatmu trauma,” suara tegas Agrona berasal dari ujung lorong, mengumumkan kedatangannya yang tiba-tiba. "Tapi kupikir kau sudah siap untuk itu, Cecilia ." Melzri dengan cepat ke samping, berdekatan ke dinding dan menundukkan kepalanya. Mata merah Agrona mengamati semua yang ada di lorong itu tanpa ekspresi, gerakan tenang yang hampir tampak seperti malas, namun aku tahu pada saat itu dia telah memahami semua yang ada di ruangan itu. Dia bergerak dengan penuh wibawa, jelas mengharapkan dunia untuk diam dan menunggunya tiba. Saat dia melewati Melzri , dia mengulurkan jari dan menyenuh di sepanjang salah satu tanduk Melzri , tetapi perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Cecilia . "Apa kau benar-benar—" Mulutku kaku dihadapan Hi

Novel The Beginning After The End Chapter 362 (Bag 1) Bahasa Indonesia

    Bab 362:  Takdir Terjalin (Bag 1) NICO SEVER Aku berjalan dari ruang tempus warp utama Taegrin Caelum melalui aula yang dingin di kastil, bergerak dengan sengaja ke wilayah pribadi Agrona di kastil. Para pelayan membungkuk dan mundur hingga menempel ke dinding saat kami lewat, dan bahkan banyak tentara elit dan pemimpin militer berpangkat tinggi mundur ketakutan padaku—sebagaimana mestinya. Aku sedang tidak ingin diganggu; Aku menginginkan jawaban, dan tidak akan pergi sampai Agrona sendiri yang menjawabku. Aku menaiki tangga melingkar ke ruangan Agrona melangkahi dua anak tangga sekaligus, cengkeramanku kuat di pergelangan tangan Cecilia saat dia tertinggal di belakangku. Tangga berujung di sebuah lorong yang menghubungkan bagian utama kastil dengan ruangan pribadi Agrona . Tidak seperti aula dingin yang baru saja kami lalui, ruangan ini bertebar dengan cahaya hangat. Dindingnya dipenuhi artefak dan suvenir dari banyak kemenangan yang diperoleh Agrona . Ada relic -mati dan

Novel The Beginning After The End Chapter 361 (Bag 4) Bahasa Indonesia

      Bab 361:  Reruntuhan/Peninggalan Ke Dua (Bag 4) Rune penyimpanan dimensionalku menjadi hangat, dan aku bergegas untuk menarik kubus hitam polos yang baru saja muncul di dalamnya. Seperti yang sebelumnya, rasanya jauh lebih berat dari yang seharusnya. Sebagian dari diriku ingin segera mengalirkan aether ke dalamnya, masuk ke dalam key-stone untuk melihat apa yang ada di dalamnya, tapi aku menahan keinginan itu. Caera membungkuk, mengintip relic itu. Aku menyerahkannya kepadanya untuk diperiksa, percaya bahwa dia akan merawatnya, dan mengalihkan perhatianku kembali ke kristal itu. "Bisakah kau memberi tahuku wawasan apa yang terkandung dalam relic ini?" tanyaku penuh harap. Kristal itu meredup, berdenyut tidak merata. “Sayangnya aku tidak bisa. Mencari tahu sangat penting untuk proses belajar. Dengan memberi tahumu segala hal, aku dapat secara tidak sengaja membatasi atau bahkan merusak pemahamanmu tentang godrune .” Aku berpikir sejenak, lalu bertanya,

Novel The Beginning After The End Chapter 361 (Bag 3) Bahasa Indonesia

    Bab 361:  Reruntuhan/Peninggalan Ke Dua (Bag 3) Setelah waktu yang terasa seperti berhari-hari berlalu, sparring kami terus berlanjut. Aku teringat tentang masa lalu saat berlatih di aether-orb dengan Kordri ketika Djinn dan aku saling bertarung hingga terhenti, pertempuran kami berlangsung selama berjam-jam pada suatu waktu. Tak satu pun dari kami menahan diri, kami juga tidak saling memberi keringanan pada lawan. Djinn bisa memanggil beberapa senjata sekaligus dan mengubah bentuknya dengan instan dan dengan presisi yang tak terduga, tapi aku adalah seorang pendekar pedang yang lebih baik. Dan untuk pertama kalinya sejak Dawn's Ballad hancur, aku memiliki pedang sungguhan lagi. Butuh waktu untuk mendalami nasihat yang diwariskan Djinn , tapi itu bukan pertama kalinya aku harus mempelajari kembali sesuatu yang ku pikir telah ku ketahui dengan baik. Perlahan-lahan, selama berjam-jam atau berhari-hari, aku telah berlatih membiarkan niatku membentuk bilah aether

Novel The Beginning After The End Chapter 361 (Bag 2) Bahasa Indonesia

    Bab 361:  Reruntuhan/Peninggalan Ke Dua (Bag 2) Aku tidak ragu-ragu, menerjang ke depan dan bergerak ke kanan. Ketika pedangnya bergerak untuk mencegatku, aku membuat belati kedua dan menusuk tulang rusuknya dari kiri. Pedangnya menangkis kedua serangan itu, dan pedang aether -ku pecah. Aku menangkap serangan baliknya dengan tanganku, lalu menggunakan God Step ke belakangnya, tetapi dia sudah berguling ke depan, pedangnya menyapu belakangnya untuk menangkapku jika aku mengikutinya. Itu adalah langkah yang bersih, dan sangat cepat. Dia mengangkat tangan sebelum aku bisa menyerang lagi. "Fokus. Kau mencoba untuk menang, dan mungkin kau bahkan bisa, tetapi kau harus mencoba untuk belajar. Mengapa senjatamu hancur setiap kali kau menggunakannya?” “Karena aku tidak cukup kuat untuk mempertahankan bentuk yang kokoh seperti itu,” jawabku jujur. Dia mengerutkan kening padaku seolah-olah aku adalah anak yang bodoh. "Salah. Kau lebih kuat dari yang seharusnya. Lebih ku

Novel The Beginning After The End Chapter 361 (Bag 1) Bahasa Indonesia

    Bab 361:  Reruntuhan/Peninggalan Ke Dua (Bag 1)   Mataku tetap tertuju pada sepasang pedang aetheric yang bersinar di tangan wanita Djinn itu. Kekaguman, kegembiraan, dan kecemburuan berputar dalam diriku saat aku memeriksa ciptaannya yang hampir sempurna hingga aku dengan paksa mengalihkan pandanganku. "Bagaimana dengan ujian yang seharusnya kau berikan padaku?" "Sudah dimulai," jawabnya dengan percaya diri. "Kelayakanmu dinilai selama pertarungan ini." Dia bertumpu pada tumitnya lalu seluruh ruangan menghilang, melelehkan armorku dan semua yang ada di sekitar kami menjadi ruang putih kosong. “Jangan buang waktu lagi.” Djinn itu melintas ke arahku, wujudnya menjadi seberkas cahaya berwarna kecubung saat sepasang pedangnya mengayun membentuk lengkungan lebar di tenggorokanku. Aku berputar dengan bertumpu pada tumitku, menangkis pukulannya dengan menyerang tangannya sebelum aku memaksa aether menjadi bentuk pedang yang tidak sempurna. Menggunakan