Bab 294: Secuil Harapan (Bag 1)
Tidak, pikirku, jantungku berdebar kencang. Itu tidak mungkin.
Ledakan itu telah menghancurkan bangku dan menghantam Ada cukup keras hingga ikatannya longgar, dan dia dengan cepat melepaskan tali itu.
Fokusku berpindah kembali ke dodecahedron saat potongan terakhir terpasang. Seperti sebelumnya, teka-teki itu berkilauan dan bercahaya, garis sambung dari tiap puzzle memudar dan puzzle menjadi bentuk yang solid.
Saat ini, Haedrig dan Kalon bekerja sama untuk menghadang Mythelias hingga tetap bertahan, tetapi setiap kali mereka menusuknya, lukanya langsung tertutup.
Separuh dari jasad Riah sekarang ditutupi oleh sesuatu seperti penyakit kulit, baik Haedrig maupun Kalon tidak luput dari cedera. Kalon mengalami pendarahan hebat dari luka di kakinya, dan bekas hantaman pangkal tombak di pipi Haedrig sudah bengkak dan membiru.
Akhirnya, kilauan indah pada permukaan dodecahedron meredup dan hilang, dan setiap permukaan menampilkan tayangan yang berbeda.
Di salah satunya, aula cermin telah lenyap. Seluruh ujung aula telah terbakar habis, ujung-ujungnya yang menghitam terbuka langsung ke dalam kehampaan. Setiap cermin pecah, dan sebagian besar bingkai telah terbakar. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di ruangan itu.
Di bagian lain dodecahedron, aku melihat diriku berdiri bersama Haedrig dan Ada, yang menangis dengan keras saat kami mendorong jasad Ezra melalui bingkai cermin kosong yang berujung ke dalam kehampaan.
Aula itu kacau dan berantakan, air mancurnya kering, banyak cermin rusak, tetapi secara umum tidak terlalu hancur.
Haedrig menarik gadis itu ke dalam pelukan lembut, tapi aku berbalik dan pergi.
Mataku tertuju pada proyeksi ketiga. Mythelias, di tubuh Riah, sedang mengintai dari seberang cermin ke arahku. Di belakangnya, Kalon dan Haedrig seluruh tubuhnya ditutupi oleh benjolan hitam; mereka jelas sudah mati.
Ada terbaring tak sadarkan diri di dekatku. Mythelias mendekatinya dan menempelkan satu tangan yang menghitam ke pipinya. Aku mengalihkan pandangan, mendorong dodecahedron dengan aether hingga berputar, menghilangkan tayangan mengerikan itu dari pandanganku.
Dodecahedron yang berputar menmpilkan tayangan yang berbeda-beda. Beberapa variasi dari apa yang telah ku lihat, tetapi satu tampilan khusus menarik perhatianku.
Di dalamnya, aku melihat diriku mengaktifkan god-rune, bersinar keemasan dibawah pakaianku. Motif ungu aether berputar dan mengalir melalui ruangan seperti bunga dandelion, dan semua yang mengenainya bersinar dengan energi aetheric.
Aku menyaksikan, terpesona, ketika cermin-cermin itu diperbaiki di depan mataku dan butiran taburan air mancur menyatu kembali seolah-olah waktu sedang mundur, asap dan uap di udara menyatu untuk membentuk kembali batu dan air.
Ketika bunga ungu mendarat di Ezra, benjolan hitam mulai menyusut, sampai hilang seluruhnya. Ascender itu tersentak dan matanya terbuka. Dia masih hidup.
Tepat sebelum cermin hancur yang mengarah ke kehampaan terbentuk kembali, Kalon melayang keluar dari kehampaan, dengan lembut mendarat di tanah di aula cermin. Luka yang dideritanya dari pertempurannya dengan Mythelias kembali tertutup; bahkan kerusakan pada pakaian dan armornya pun diperbaiki.
Proyeksi Ada yang ketakutan dan putus asa di dalam cermin berubah menjadi asap merah muda, mengalir keluar dari cermin, melayang hingga menemukan tubuhnya yang pingsan, kembali ke dirinya sendiri.
Di bagian lantai aula yang sudah diledakkan dan terbakar, abu mulai berputar, menciptakan pusaran angin kecil. Saat abu itu memadat, sesuatu mulai terbentuk.
Tubuh Riah, masih kehilangan satu kaki, tergantung di udara seperti boneka kain, tak bernyawa dan entah bagaimana tidak utuh. Kemudian daging kakinya yang hilang mulai tumbuh kembali, sembuh di depan mataku. Ketika matanya terbuka, dia menatap sekeliling aula yang sekarang sudah utuh dengan kebingungan dan ketakutan sebelum jatuh ke tanah dimana dia disambut dengan pelukan dari Ada.
Meskipun proyeksi masa lalu dan masa kini mebuat kemungkinan bahwa teka-teki ketiga akan menunjukkan masa depan, aku tidak berani berharap hal seperti itu mungkin terjadi, namun itulah yang ku alami, menonton peristiwa yang belum terjadi.
Setiap bagian dodecahedron menunjukkan potensi masa depan yang berbeda, beberapa menunjukkan kegagalan, benar, tapi setidaknya ada kemungkinan kita bisa mengalahkan Ascender berdarah Vritra dan melarikan diri dari aula cermin.
Namun, rasa takut menggelegak di tubuhku karena dari semua yang telah ku lihat, Regis tidak bisa ditemukan di masa depan mana pun, bahkan di masa depan di mana aku entah bagaimana bisa membangkitkan orang yang mati.
Kekuatan apa ini? Aku penasaran, masih melihat potensi masa depan yang ditayangkan di seluruh permukaan dodecahedron. Sepertinya terlalu luar biasa untuk bisa dilakukan. Apakah itu aspek kehidupan, vivum? Sebuah cara untuk menghidupkan kembali orang mati?
Tidak, pikirku, ini lebih seperti aevum, sebuah aspek dari Waktu. Seolah-olah aether memutar mundur waktu dari apapun yang disentuhnya, memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kaca, batu, dan daging.
Semangat melonjak dalam diriku. Ini dia! Ini adalah kekuatan yang ku butuhkan untuk mengalahkan Agrona dan mengakhiri perang dengan Alacrya. Tidak hanya itu, tapi aku bisa memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan Agrona. Aku bisa menyelamatkan semua orang: Buhnd, Cynthia, Adam, Sylvia… ayahku.
Aku bisa mengembalikan semuanya!
(TL nya lama, bacanya bentar, komennya singkat juga gapapa)
Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas. Banyak bonusnya juga. Dengan harga terjangkau kalian bisa baca banyak novel. "Join Tapas to discover amazing stories and unlock episodes of unique comics and books. Use my invite code AMIR280K for 200 Ink! tapas.io/app".