Novel The Beginning After The End Chapter 297 (Bag 1) Bahasa Indonesia
Bab 297: Membunuh Bukan untuk Membunuh (Bag 1)
Jari-jariku menelusuri bagian melengkung dari sebuah bingkai, menelusuri tepi yang bergerigi dan rusak di mana bagian dari struktur besar itu hilang.
Apakah ini tantangan lainnya atau hanya nasib buruk? Aku berharap menyeberangi gurun yang membeku sudah cukup untuk meninggalkan zona ini, tetapi jelas bukan itu.
Aku beralih ke Caera. “Apa kau melihat ada potongan melengkung di tumpukan itu? Sepertinya ada sekitar empat atau lima bagian terpisah yang telah dipatahkan, dilihat dari kerusakannya."
Dia sejenak melihat-lihat di tumpukan besar itu sebelum kembali menatapku dan menggelengkan kepalanya. “Ada banyak hal yang harus dipilah di sini, tapi aku tidak melihat sesuatu dari bahan batu putih yang sama seperti lengkungan itu. Mungkin di sini di bawah beberapa tulang…” Dia terus mengobrak-abrik mencari, tapi aku tidak terlalu berharap. Karena mencari solusi tidak pernah semudah itu di Relictomb.
Regis muncul, mendarat di platform dan mengguncang dirinya seperti anjing, nyala ungu surainya berkedip. Dia menatap ke struktur kuno yang menjulang di atasnya sebelum berbicara. “Apa kau membutuhkan potongan-potongan itu? Mungkin kekuatan barumu yang mewah itu bisa… memperbaikinya.”
"Kau tidak bisa hanya memperbaiki ..." Sisa kata-kataku putus di tengah pembicaraan ketika aku menyadari bahwa rekanku ada benarnya. Menekan telapak tanganku ke lengkungan itu, aku menyalakan God-Rune yang baru kuperoleh. Memperbaiki cermin-cermin di zona sebelumnya membuatku cukup bagus dalam menggunakan Aroa's Requiem, tetapi sensasinya masih terasa baru dan mentah, agak asing.
Rune itu bersinar keemasan dari bawah pakaianku saat aether beredar melaluinya, dan motif ungu aether mulai berputar di sekitar tanganku. Motif itu meninggalkanku dan mengalir di sepanjang lengkungan, berkonsentrasi di bagian tepi yang patah.
Selain dari sedikit cahaya yang muncul dan memudar, tidak ada hal yang terjadi. Aku terus berkonsentrasi, membayangkan pecahan-pecahan lengkungan yang hilang memperbaiki kembali dirinya sendiri. Partikel gemerlap aether itu sebelumnya bekerja saat aku menggunakan rune untuk memperbaiki cermin yang rusak dan melepaskan ascender yang terperangkap tanpa arahan tertentu.
Tetapi aku telah melihat apa yang harus dilakukan dalam visi masa depan…
Mungkin aku membutuhkan lebih banyak pemahaman tentang bagaimana memperbaiki sebuah item, atau apa tujuannya, untuk mempengaruhinya dengan Aroa's Requiem.
Atau mungkin juga bukan itu.
Lebih Frustrasi pada diriku sendiri daripada terhadap keadaan kami saat ini, aku menghela nafas.
Itu tidak berhasil, kata Regis membantu.
"Aku bisa melihatnya," gumamku, menarik aether dari God-Rune. Motif ungu berkedip satu per satu saat cahaya rune memudar. “Coba cari di seluruh aula untuk menemukan bagian dari lengkungan itu. Mungkin jika kita dapat menemukannya, aku bisa memperbaikinya.”
"Mungkin? Maksudku, aku sama optimisnya denganmu, tapi kata 'mungkin' terdengar seperti— "
“Apa kita punya pilihan lain?” Aku membentak, memelototi shadow wolf pup.
Telinga Regis terkulai. “Tidak, aku rasa tidak.”
Aku menghela napas saat rekanku melompat dari tangga ke tangga dan mulai mengendus-endus di sekitar dinding luar ruang besar itu. Sylvie dan aku tidak pernah bertengkar seperti ini — tapi itu bukan salah Regis. Sylvie selalu menjadi penasehatku, mengajari kebijaksanaan ketika aku bodoh, kesederhanaan ketika aku ceroboh, keberanian ketika aku takut.
Regis, di sisi lain, lebih seperti aku, memperkuat kekuatan dan kelemahanku. Itukah sebabnya aku lebih keras padanya daripada Sylvie? Aku teringat kembali saat-saat pertama di Reliktomb, ketika aku bangun sendirian dan tidak berdaya — sendirian, hanya dengannya.
Tanpa dia, bangun di ruang perlindungan itu tanpa Sylvie, tahu dia mengorbankan dirinya untukku ...
Duduk di tepi platform dengan kakiku menjuntai ke samping, aku mengeluarkan batu berwarna pelangi. Sudah cukup lama sejak aku mencoba memasukkan aether ke dalamnya, tetapi aku bisa merasakan bahwa aku belum cukup kuat. Terlepas dari semua yang telah ku hadapi dan semua yang telah ku pelajari sejak bangun tanpa sihir dan inti mana yang rusak di Relictomb, bagian dasar dari aether saja hampir tidak bisa ku kuasai.
Aku akan mengeluarkanmu dari sana suatu hari nanti, Sylv. Aku berjanji. Ketika kau bertemu Regis, kau akan—
"Relic lain yang kau sembunyikan dari Vritra?" Caera bertanya saat dia duduk di sebelahku, kasurku dibalut erat di bahunya. Rambut warna navynya jatuh di depan matanya dan dia membungkuk untuk memeriksa telur Sylvie.
"Tidak juga," kataku, mengalihkan pandanganku kembali ke telur warna-warni.
“Indah sekali,” kata Caera, kata-katanya nyaris seperti bisikan.
"Terima kasih," kataku, buru-buru menyimpan telur itu kembali ke dalam rune penyimpanan dimensionalku sebelum dia bisa memperhatikannya lebih dekat.
Aku mulai berdiri ketika jari-jari kuat mencengkeram lengan ku dan menarikku kembali ke tempat duduk. Aku berbalik untuk membuat alasan pada Caera, tapi dia menatapku, terperangah. "Apa itu?"
Mataku menyipit. "Aku rasa aku tidak harus untuk memberi tahumu apa yang aku—"
“Aku tidak sedang membicarakan tentang batu berwarna-warni, bagaimana kau melakukannya? Kemana perginya?"
tidak heran, aku menunjukkan punggung tanganku dan cincin penyimpanan dimensional yang aku kenakan padanya. "Di dalam—"
“Tidak, bukan ke sana.” Dia menggelengkan kepalanya, sikap tenangnya yang biasa digantikan oleh kegembiraan seperti anak kecil. "Tadi kau tidak mengaktifkan cincinnya, aku tahu. Tunggu, kau tidak bisa ... " Mata Caera membelalak menyadari. “Tentu saja, bagaimana aku tidak sadar sebelumnya? Kau tidak memiliki mana untuk mengaktifkan cincin itu."
Pikiranku berputar-putar mencari kebohongan untuk menjelaskan apa yang terjadi: cincinku bisa jadi peninggalan lain yang tidak membutuhkan mana, telur itu bisa saja memiliki kekuatan yang mirip dengan Regis, atau alasan lain yang cocok ...
Tetapi saat aku membuka mulut untuk berbicara, aku ragu-ragu… lelah dengan semuanya.
Apa gunanya berbohong? Caera tahu aku bisa menggunakan aether. Dia tahu aku memiliki setidaknya satu relic — yang sudah diputusn mati (tidak berfungsi lagi) — dan mungkin akan mengira aku punya lebih banyak. Dia bahkan melihat Regis berbicara dan menyerap aether tetapi masih memilih untuk menggaruknya seperti dia hanyalah hewan peliharaan rumah.
"Aku ..." Sambil menghela nafas, aku menarik lengan bajuku dan memasukkan aether ke lengan bawahku untuk mengaktifkan rune dimensional. “Aku memiliki rune — bentuk mantra — yang bekerja dengan prinsip yang sama. Cincin itu hanya untuk pengalihan.”
Menarik. Mata warna ruby Caera bersinar dengan rasa ingin tahu yang kuat saat dia menatap rune kompleks yang terukir di kulitku.
Aku merasakan sedikit senyuman di sudut bibirku saat aku melihatnya memeriksa lenganku seperti anak kecil yang membuka mainan baru.
Lagi, rasa bersalah memaksa diriku untuk mengingat siapa gadis ini. Caera telah mengikutiki dan berbohong tentang identitasnya. Dia bukan hanya seorang Alacryan tetapi dengan darah yang sama dengan Agrona dan iblis-iblis yang telah mendatangkan malapetaka pada orang-orangku.
Bagian gelap dari diriku berpikir bahwa aku selalu bisa membunuhnya sebelum meninggalkan Reliktomb jika aku memberitahunya terlalu banyak, tapi aku juga tahu aku hanya membuat alasan. Jujur pada diri sendiri, cukup melegakan meskipun itu hanya sebagian kecil dari seluruh beban rahasiaku, rasanya sedikit beban terangkat dari pundakku.
Sentuhan dingin di lenganku membuatku keluar dari pikiranku, mengejutkanku.
Caera menarik tangannya. “M-maafkan aku! Keingintahuanku cenderung kelewatan pada waktu-waktu tertentu, dan aku ingin melihat bagaimana rune itu… ”
"Tidak apa-apa," kataku, berdehem.
Aku menarik lengan bajuku ke bawah untuk menutupi rune, tapi Caera masih menatapku.
“Apa ada sesuatu di wajahku?” Tanyaku sambil mengangkat alis.
Hanya saja ... Kau siapa, Grey? Caera bertanya.
"Hanya seorang prajurit yang terluka parah," kataku sambil mengangkat bahu. “Kau pasti ingat, kau bertemu denganku tidak lama setelah itu.”
Caera menyipitkan matanya saat dia mencibir bibirnya. “Itu terlalu disederhanakan, Grey. Jika Kau bertanya kepadaku, aku akan berspekulasi bahwa kau semacam penyimpangan Reliktomb, disulap menjadi aether untuk memikatku ke kedalaman terdalam dari benteng tak berujung dari penyihir kuno."
"Memikatmu?" Aku mendengus. "Maaf, tapi jika aku mengingatnya dengan benar, kaulah yang entah bagaimana melacakku dan menipuku untuk mengajakmu."
Caera menegang sebelum berdehem. "Itu, aku akui, agak tidak pantas," katanya sambil berpaling.
“Jadi…” kataku pelan. “Bukankah sudah waktunya aku mendapat penjelasan?”
Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas. Banyak bonusnya juga. Dengan harga terjangkau kalian bisa baca banyak novel. "Join Tapas to discover amazing stories and unlock episodes of unique comics and books. Use my invite code AMIR280K for 200 Ink! tapas.io/app".