Langsung ke konten utama

Novel The Beginning After The End Chapter 306 (Bag 2) Bahasa Indonesia

Bab 306: Wild Thing  (Bag 2) 

Penglihatanku berubah menjadi nyala api ungu ketika aku secara naluriah siap untuk menggunakan God Step, tetapi aku menahan diri. "Badai" itu tidak bergerak secara alami, tetapi tampak seperti menenun, seolah-olah itu hidup. 

Sebagian dari diriku sebenarnya lega bahwa itu mungkin musuh. Sejauh ini, hambatan paling berbahaya yang kami hadapi di zona ini adalah cuaca, dan itu bukan sesuatu yang bisa di lawan, apalagi di kalahkan.

Memutuskan untuk menghadapi apa pun yang mendekat daripada membuang-buang aether menggunakan God Step untuk menjauh namun tetap dikejar, aku menarik Caera mendekat.

"Kuatkan dirimu!" Kataku, menyelimuti diriku dengan aether, Caera melakukan hal yang sama dengan mana.

Aku menekan tumitku ke salju dan bersiap untuk benturan, tetapi alih-alih menyapu kita, badai salju itu melingkari lokasi kami. Setelah cukup dekat, aku bisa melihat bentuk aetherik bergerak di badai salju, dan aku menyadari siapa mereka.

"Wild Thing," gumamnya.

Makhluk halus yang terbuat dari salju dan es yang melekat pada badai dari aether keluar diri dari badai salju itu menuju kami. Itu mengingatkanku pada hantu jahat yang telah merasuki Ada di ruang cermin, bedanya makhluk hidup sebagai alam, semacam Golem salju, angin puyuh yang tidak berbentuk dengan kekuatan aether.

Lusinan, mungkin ratusan, dari aether beast itu membuat badai dan mengelilingi kami.

Membalut diriku dengan lapisan aether kedua, aku menerjang untuk merusak formasi mereka. Tinjuku menembus salju aether, tetapi badai itu hanya berdesir seperti air dan berputar-putar kembali meski tanganku masih menembusnya. 

Lengan kecil dengan tiga cakar es di ujungnya menebasku. Sama seperti kepalan tanganku yang tembus melewati tubuhnya, cakarnya juga tembus melewatiku, tidak terlindungi oleh penghalang aetherikku. Meskipun mereka tidak meninggalkan luka fisik, ada segaris api dingin yang membakarku. Aether meluap dari intiku untuk menyembuhkan lukaku. 

"Jangan biarkan mereka menyentuhmu!" Aku berteriak, tepat saat Caera meluncur ke depan, pedangnya menembus tubuh Golem itu. 

Serangannya, bahkan lebih tidak efektif dibandingkan tinjuku. Makhluk itu menebas Caera dengan lengan bercakar lainnya, memaksanya untuk melompat mundur. Dua lengan lagi keluar dari tubuh saljunya, keduanya menjangkauku. 

Aku mencoba meraih pergelangan tangannya, tetapi tanganku hanya menangkap salju; Cakar itu kembali meninggalkan sepasang bekas cakar yang dingin dan menyakitkan di tubuhku, memaksa tubuhku untuk menyembuhkan luka lagi. Dan menguras aetherku secara otomatis. 

"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk keluar, Regis," aku menggeram, merasakan kehadirannya menyerap lebih banyak cadangan aetherku yang sudah berkurang. 

Menghindari beberpa cakar makhluk itu, aku menyatukan aether ke tangan kananku. Hanya mengandalkan saluran aether yang telah ku latih tanpa bantuan Regis untuk mengarahkan aether, butuh lebih banyak waktu untuk mengumpulkan jumlah energi yang sesuai. 

Begitu selesai, aku mengangkat tanganku, yang sekarang terbungkus dengan cahaya ungu, dan melepaskan ledakan aether ke arah Golem salju terdekat. 

Aether cannonku tidak hanya merobek Golem salju yang aku maksud tetapi juga tiga Golem di belakangnya, mendistorsi kabut aetherik yang menyatukan mereka sebelum tubuh beku mereka hancur. 

Aku meringis karena pengurasan tiba-tiba pada cadangan aetherku, dan itu hanya untuk membunuh segelintir Golem

Tatapanku berpindah ke Caera ketika aku merasakan aura yang menindas dari Soulfire, yang membalut pedangnya menjadi api hitam. Dia mengayunkannya dengan lebar, membelah dua Golem aether. Soulfire di sekitar senjatanya menyebar di tengah makhluk aether itu, melahap salju dan es yang menyentuhnya. 

Namun, aku masih bisa melihat kabut keunguan itu, dan mereka sudah mengumpulkan salju dari tanah untuk membentuk tubuh baru mereka. 

Caera melihatnya juga, tetapi dia tetap tenang. "Sepertinya yang bisa aku lakukan hanyalah menahan mereka. Apa kau punya rencana?" 

"Cannon aetherku tampaknya menghancurkan mereka hingga tak bersisa, tetapi aku tidak memiliki cukup aether untuk membunuh mereka semua," kataku sambil menghindari sepasang Golem salju. 

Caera melaju ke depan, menghancurkan tubuh Golem lainnya dengan Soulfire. "Aku akan mengikuti petunjukmu." 

"Batasi penggunaan manamu dan simpan sebanyak mungkin," jawabku sebelum berbalik dan mengunci tatapan dengan bangsawan Alacryan itu. "Dan terima kasih." 

"Kita berdua ingin keluar dari sini hidup-hidup, Gray," jawabnya sebelum mengubah fokusnya kembali ke gelombang Golem yang muncul dari salju dan mengelilingi kami.


Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas. Banyak bonusnya juga. Dengan harga terjangkau kalian bisa baca banyak novel.

Suport admin:
Gabung ke Tapas menggunakan invite code AMIR280K untuk mendapatkan sekaligus menyumbang 200 Ink! Daftar melalui aplikasinya ya! Terimakasih untuk yang selama ini sudah menyumbangkan Inknya.

Komentar

Posting Komentar