Setelah jeda
yang canggung, matanya menatapku seperti mencoba membaca pikiranku,
Tessia melanjutkan perjalanannya menyusuri tepi curam di sisi lain
sungai. Disana sedikit lebih dalam, dan ada sebongkah kayu tua
yang membatu tertanam di tanah, menjadi bangku yang sempurna untuk
duduk dan mendinginkan kaki seseorang di air.
"Maaf,"
kata Tessia pelan, pandangannya beralih ke sungai. "Aku tidak
menyadari ada orang di sana ketika aku berjalan di air."
Kau ada di sana, melihatku, namun tidak berkata apa-apa. "Tidak apa-apa," kataku dengan nada suara yang mengatakan
padanya bahwa sebenarnya aku marah. "Lagipula aku akan pergi."
Sambil
menyandarkan busur di bahu dan menunjuk ke Boo, aku berbalik untuk
berjalan kembali ke tanggul, tapi detak jantungku semakin cepat di
setiap langkah yang aku ambil, memompa amarah dan kebencian, aku hanya ingin berhenti dan berteriak.
Tessiajarang keluar sejak Arthur menghilang. Aku melihatnya
beberapa kali, tetapi ini adalah pertama kalinya aku cukup dekat untuk
berbicara dengannya, dan tiba-tiba menyadari bahwa aku dipenuhi
dengan banyak hal yang ingin ku lampiaskan kepadanya.
Apapun yang kau katakan tidak akan mengubah keadaan, Ellie, kataku
pada diriku sendiri dengan gigi terkatup. Berteriak dan mengutuk Tessia
tidak tertahankan—
Aku berputar dan bertemu dengan mata Tessia. "Dia pergi karenamu, kuharap kau tahu itu."
Dia tersentak tapi tetap diam, membuatku semakin marah.
"Itu
salahmu, dan kau tidak akan pernah bisa memperbaikinya." Suaraku
semakin keras meski kutahan. “Dia adalah kesempatan terbaik kita
untuk hidup di luar gua ini lagi, tapi dia juga seorang idiot tolol yang tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja! Kau seharusnya
tahu itu! "
Suaraku
mengerut saat aku mengusap air mata amarah dengan punggung tanganku.
“K-kenapa kau tidak tinggal di sini saja? Kenapa?"
Putri
elf itu mengatupkan rahangnya saat pandangannya jatuh, tapi ketika dia
berbicara, dia sangat tenang. "Aku tidak bisa, Ellie. Maafkan aku. Aku
minta maaf. Mungkin, jika aku tahu bagaimana itu akan berakhir ... tapi
mereka adalah orang tuaku.” Setelah hening beberapa saat, Tessia
menatapku, matanya yang biru kehijauan berkaca-kaca. “Katakan padaku,
sejujurnya, jika di posisiku apa yang akan kau lakukan?”
Aku
ingin menjambak rambut peraknya yang bodoh dan cantik dan memasukkan
kepalanya ke dalam air. Dia melarikan diri dari tempat
penampungan, menentang logika dan permohonan kakakku dan Virion, dan
memaksa Arthur untuk mengejarnya. Karena keegoisannya, Sylvie dan Arthur hilang.
Boo menggeram dan berdiri, merasakan kemarahanku. Kehadirannya memberiku keberanian.
"Aku akan mematuhi mereka!" Aku berteriak, bahkan tidak yakin dengan perkataanku.
“Kalau
begitu mungkin kau lebih bijak dariku, Ellie — dan itulah mengapa aku
membutuhkanmu… dan mungkin kau juga membutuhkanku.” Mata cerah Tessia menatap mataku, tatapannya memohon dan penuh harapan, tapi bimbang.
"Aku tidak membutuhkanmu," desisku.
Sebuah
kerutan muncul di wajahnya. “Tidakkah menurutmu aku memperhatikan
bagaimana mereka memperlakukanmu? Seperti kau masih anak-anak, seolah-olah kau tidak punya apa-apa untuk diperhitungkan? Seperti kau hanya memiliki
nilai dalam hubunganmu dengan Arthur? Tidakkah menurutmu aku tahu
bagaimana rasanya?" Tessia bangkit, rahangnya terkatup rapat,
ekspresinya berada di antara tabah dan putus asa. "Aku mendengar apa
yang dibisikkan orang lain tentang aku di belakangku, Ellie, dan banyak
yang tidak sedikitpun menyembunyikan keraguan mereka, bahkan
mengatakannya secara terbuka agar semua orang mendengar."
“Tapi
kau berbeda… kau lebih dari sekadar adik dari seorang pahlawan dan
aku ingin membuktikannya kepada semua orang. Aku tidak memintamu
untuk memaafkanku — aku tidak pernah bisa meminta itu darimu
setelah apa yang aku lakukan. Aku tahu jika aku tidak kabur, Arthur
mungkin masih ada di sini bersama kita, tapi tidak ada yang bisa
kulakukan sekarang untuk membawanya kembali, dan— ”
“Kau
tidak bisa begitu saja menerimanya dan melanjutkan hidupmu, putri. Arthur
seharusnya tidak menyelamatkanmu! Kau yang harus mati, dan dia harusnya ada di
sini, bersamaku!"
Dia
tersenyum padaku, sedih dan cantik dan menyebalkan. "Aku juga memikirkan
hal yang sama. Lagi dan lagi dan lagi. Jika Arthur ada di sini,
sekarang… dan aku yang mati…” Tessia berhenti, menarik napas
dalam-dalam, dan memaksakan senyum sedih kembali di wajahnya. “Tapi bukan itu kenyataannya. Tidak peduli betapa aku berharap dia tidak melakukannya, Arthur
mengorbankan dirinya untukku. Dan harga yang dia bayar untuk itu adalah
sesuatu yang tidak akan pernah bisa ku bayar kembali."
Sontak gemetar karena amarah, air mata mulai mengalir di pipiku, aku
membuka mulut untuk memberitahunya, untuk mengutuk padanya, untuk
mengosongkan amarahku ke dalam dirinya, tetapi kata-kata itu mati di
tenggorokanku. Aku sangat ingin membencinya, tapi aku tidak bisa.
Aku
tidak bisa membencinya, karena Arthur mencintainya. Dia sangat
mencintainya sehingga dia telah menukar hidupnya untuk Tessia. Itu
yang dia maksud. Hidupnya adalah kenang-kenangan terakhir dari kepahlawanan kakakku.
Ini tidak adil, pikirku. Kenapa kau melakukannya, Arthur? Kenapa kau meninggalkanku untuknya — lagi?
Tessia
dengan hati-hati mengarungi sungai dangkal dan berjalan ke arahku. Dia
mengaitkan chain (pelindung rajut dari rantai) yang dia kenakan di lehernya dengan ibu jarinya dan
menarik liontin dari bawah bajunya, memegangnya ke arahku.
“Arthur memberiku ini, Ellie.” Itu adalah liontin kecil berdaun perak. "Dia memberiku ini, dan berjanji."
Karena lengah, suaraku sedikit menciut saat aku menjawab, "Janji apa?"
“Ternyata
janji yang hanya satu dari kita bisa tepati. Jadi aku akan hidup,
Ellie. Aku akan hidup untuk Arthur, apa kau mengerti? ”
Aku
menatap saat Tessia membelai liontin itu seperti bayi yang baru lahir.
Putri elf adalah penyihir yang kuat di titik puncak menjadi inti putih,
penjinak binatang yang mampu meratakan gunung… namun, bahu ramping dan
lengan kurus pucatnya tampak begitu halus.
Kemudian
lengan kurus itu memelukku, dan wajahku menempel di bahunya,
air mataku membasahi bajunya. Aku runtuh. Aku membiarkan kesedihan
dan amarah dan ketakutan dan kesepian mengalir keluar dari diriku,
seluruh tubuhku gemetar saat aku menangis.
"Kita
akan melalui ini," ulang Tessia pelan, tangannya membelai bagian
belakang kepalaku. “Dan kita harus kuat, karena meskipun orang-orang ini
mengutukku dan meremehkanmu, mereka membutuhkan kita. Kita berdua."
"Rasanya begitu tidak berguna sekarang, begitu putus asa," kataku terengah-engah, tangisku hampir habis.
Meremasku
lebih erat, Tessia berkata, "Itu juga yang kurasakan. Kakek Virion
memelukku dan biarkan aku menangis sampai aku pingsan, lalu ketika aku
bangun aku terus menangis. Aku kehilangan orang tuaku, aku
kehilangan Arthur, dan aku kehilangan harapan. Tapi Kakek Virion tidak
akan membiarkanku menyerah, dan aku juga tidak akan membiarkanmu menyerah.”
Aku menjauh dari Tessia dan menyeka air mata dari wajahku dengan lengan bajuku. "Apa yang akan kita lakukan?"
Tessia
melihat dari balik bahuku ke tengah desa tersembunyi. Dicathen memang kalah, tapi tidak lenyap. Dan jika itu berarti kita perlu berlatih ataukita perlu berjuang, kita akan melakukan apa pun yang kita bisa untuk
mendapatkannya kembali." Putri elf menatapku, alis berkerut karena
tekad. “*No more sitting on the sidelines.”
* istilah yang artinya tidak lagi hanya duduk diam dalam jajahan, harus bangkit dan berjuang.
Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas. Banyak bonusnya juga. Dengan harga terjangkau kalian bisa baca banyak novel.
Mungkin bakalan ada Beast Will dari Aether Beast, atau Aether Beast Tamer, terus bisa pakai aether di mode Beastnya. Jadi tidak hanya Asura yang bisa mempelajari aether. Terus gimana kabarnya Elderwood Guardian yang pernah dimodifikasi Agrona. Apa bakalan bisa gunain aether juga seperti Sylvie. Menarik
BalasHapusThanks minnnn. Muantab
BalasHapusHuwee aku brebes, hiks
BalasHapusExxcon
BalasHapusMasih ada lanjutannya kah min?
BalasHapusAku ingin tahu bagaimana reaksi mereka setelah tahu arthur masih hidul, bahkan lebih kuat. Arthur dengab kekuatan dewanya, berpindah dari satu tempat ke tempat lain hanya sekejap. Owhhhhhh art..... itukah kau tess bergumam. Hahayyyy
BalasHapusUp gan crazyyyyy up
BalasHapusLanjut min
BalasHapusmasih ada lanjutan bag 3 kah min? apa nunggu chapter 2
BalasHapusTunggu chapter 2, rilis selasa di tapas. Mudah-mudahan admin sehat selalu bisa cepat TL.
Hapusselasa depan kah, bro apa hari ini?
HapusMantabbb min sehat truss
BalasHapusup terus min
BalasHapusMin.. hasil TL kamu kayak y dijiplak deh ama web sebelah... Dulu TL dia semrawut...sekarang bagus kaya TL kamu
BalasHapusLapor link webnya ke laman https://sonvdsnote.blogspot.com/p/contact-us.html
HapusMakin mantappo...
BalasHapusTerimakasih min
BalasHapusAnjirrr gc balik lah Arthur..
BalasHapusMantap min
BalasHapus