Langsung ke konten utama

Novel The Beginning After The End Chapter 321 (Bag 1) Bahasa Indonesia


 
Bab 321: Intervensi  (Bag 1) 

ARTHUR LEYWIN

Rasanya seperti ascent ini telah memakan waktu yang sangat lama. Begitu banyak yang telah terjadi dalam tiga zona itu, ketika tempat perlindungan itu terlihat di sisi lain portal, aku tidak bisa menahan senyum lega.

Meskipun aku akan kembali ke benua yang dikuasai Agrona, itu jauh lebih baik daripada gurun bersalju.

"Kita benar-benar berhasil," bisik Caera dengan senyum gemetar saat kami bertukar pandang.

Kami dengan cepat mengumpulkan barang-barang. Aku menyimpannya di rune dimensiku hingga rada kesemutan menyebar dari lengan kananku.

'Apa itu?' Tanya Regis.

Aku menatap rune rumit yang diukir di bagian bawah lengan bawahku. 'Aku tidak tahu.'

"Apa semuanya baik-baik saja?" Mata merah Caera dipenuhi dengan kekhawatiran saat dia berdiri di dekat portal.

"Ya." Sambil mengemas sisa barang-barang kami yang langka, aku kembali ke portal, berdiri di sampingnya.

Aku melihat sekeliling untuk terakhir kalinya, menyadari bahwa aku mungkin tidak akan pernah melihat Three Steps lagi. Dialah satu-satunya alasan ascent ini menjadi bermakna. Ajarannya dan perkembangan pada God Step yang telah ku capai dengan bimbingannya lebih berharga bagiku daripada rampasan seluruh harta Spear Beaks.

Menghela nafas, aku kembali ke portal yang bercahaya. "Ayo pergi dari sini."

Caera meraih lengan bajuku saat kami melangkah maju, meskipun memiliki simulet, hanya untuk memastikan kami tidak akan terpisah.

Langkah pendek kami melalui portal yang berkilauan terasa antiklimaks. Interior putih berkilauan dari ruangan kecil itu menyambut kami dengan kehangatan yang terasa kurang nyaman katena terlalu lama tinggal di bawah suhu beku. Ada bau steril di ruangan itu, seolah-olah baru saja dibersihkan.

Sebuah kolam bundar mendominasi tengah ruangan dan tempat tidur putih rendah menempel pada salah satu dinding. Melewati tempat tidur, ada pintu tertutup yang pastinya akan mengarah lebih dalam ke Relictombs. Fitur utama ruangan ini adalah portal kedua yang menempati sebagian besar dinding di sebelah kiriku.

Melalui distorsi seperti gerakan air pada jendela portal, aku bisa melihat Relictomb tingkat kedua di belakangnya, ruangan tempat Caera dan aku memulai semua ini, bersama para Granbehl.

Ada sejumlah sosok bergerak yang sedang berkumpul di alun-alun di luar portal, tapi perhatianku kembali ke lengan kananku, di mana rune dimensiku terasa terbakar di kulit seperti besi panas.

Relik yang pernah mati yang aku peroleh dari lelaki tua yang mengajar di Akademi Stormcove tiba-tiba keliar dari rune dimensi ke tanganku. Permukaannya yang putih keruh tampak bersinar dan memancarkan filamen aether.

'Apa-apaan ini?' Sembur Regis.

"Gray ... ada yang salah," kata Caera, suaranya terdengar dari portal yang menuju ke luar.

Tapi mataku terpaku pada kristal bercahaya di tanganku. Sulur-sulur ungu melingkari lenganku, dan aku merasakan tekanan… tarikan yang terus menerus dari relik itu.

"Sebentar," gumamku tanpa sadar saat perasaan itu semakin kuat.

Suara Caera membawa sedikit kepanikan saat dia berkata, "Tidak, sungguh, Gray, ku pikir itu adalah—"

Memasukkan aether ke dalamnya, aku memeriksa relik itu, menyebabkan sulur energi violet yang tak terhitung jumlahnya terjalin dengan aetherku. Penglihatanku kabur, hanya terlihat kristal.

Pada saat itu, satu pertanyaan, dengan suara yang aneh namun sangat familiar, muncul ke dalam pikiranku.

'Siapa yang paling ingin kau temui?'

Dengan pikiran yang membawa emosi dan kenangan yang telah ku simpan selama bertahun-tahun, penglihatanku terjun ke bawah ke dalam banyaknya permukaan segi pada kristal.

Hamparan awan beludru yang besar bergumpal di langit di bawah kakiku. Bahkan saat awan itu mendekat, aku tidak merasakan gerakan, tidak ada angin dingin yang bertiup di kulitku atau bersiul di telingaku. Yang ku rasakan hanyalah rasa pitam karena transisi yang tiba-tiba.

Awan bergemuruh sehingga aku menatap air biru yang hanya sesekali tercoreng oleh puncak gelombang putih. Lautan berubah menjadi garis pantai, darata, dan berlalu begitu cepat sehingga aku tidak tahu di mana aku berada hingga yang bisa ku lihat hanyalah hutan belantara.

Elenoir, aku menyadarinya. Mengapa aku melihat negara para elf?

Pandanganku seperti memperbesar penglihatan ke dalam hutan, hingga aku dapat melihat sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pepohonan yang ditebang habis.

Aku bahkan tidak punya waktu untuk mempertanyakan tentang penebangan liar itu, sesuatu yang tidak akan pernah diizinkan oleh para elf, pandanganku terus mendekat hingga tertuju pada kerumunan orang di depan sebuah bangunan kayu besar. Dari pakaian mereka, terlihat jelas bahwa semuanya adalah Alacryan, kecuali sekelompok elf kotor yang terlihat kelaparan yang telah didorong ke depan kerumunan dan dikelilingi oleh penjaga.

Perhatianku tertuju pada tiga tentara muda. Dua dari anak laki-laki itu berbisik-bisik dan saling menyenggol, tetapi yang ketiga menghadap para bangsawan Alacryan di depan.

ketika anak laki-laki ketiga itu mendongak, aku bisa melihat wajah di balik penutup kepalanya.

Saat itulah aku menyadari bahwa dia bukanlah anak laki-laki tetapi perempuan.

Itu adalah Ellie.


Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas. Banyak bonusnya juga. Dengan harga terjangkau kalian bisa baca banyak novel.

Suport admin:
Gabung ke Tapas menggunakan invite code AMIR280K untuk mendapatkan sekaligus menyumbang Ink! Sponsor minggu ini masih tapas reward.

Komentar

  1. more , where is the other parts ?

    BalasHapus
  2. Mantap min
    semangat terus update nya

    BalasHapus
  3. Jadi si arthur udh balik apa engga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum. Baru dikasih penglihatan doang kyk time travel gitu deh kyknya. Btw saat ditanya "siapa yg paling ingin kau temui" dan orang yg ditemui pertama kali adalah Elli. Bukti bahwa keluarga adalah segalanya bagi art ������

      Hapus

Posting Komentar