Bab 327: Cukup untuk Saat Ini (Bag 1)
ARTHUR LEYWIN
Aku membuat tanganku lebih rileks saat menggenggam relik, takut itu pecah di dalam kepalan tanganku, lalu menarik kembali kesadaranku. Mataku terbuka di dalam sel kecil di kediaman Granbehl diiringi seringai lebar menyebar di wajahku.
Ellie masih hidup!
Aku menutup mulutku dengan tangan karena takut aku akan tertawa bahagia, disela oleh helaan menyindir di dalam kepalaku.
Apa?
'Tidak ada,' kata Regis sambil mengangkat bahu. 'Aku hanya merasa kasihan pada orang malang yang akan menikahi adik perempuanmu di masa depan.'
Aku menahan tawa lagi, benar-benar menganggap selera humor Regis lucu untuk kali ini, yang bahkan mengejutkan rekanku.
"Terima kasih," aku berbisik pada relik itu saat aku mengangkatnya ke dahi. Aku mengulanginya lagi dan lagi saat kelegaan terus menenggelamkanku seperti irama yang menenangkan.
Ketegangan dan ketakutan yang mencengkeram dadaku seperti cakar besi telah hilang dan aku bisa bernapas dengan lega lagi sekarang karena aku tahu adikku baik-baik saja.
Masih sedikit frustrasi mencoba memahami betul percakapan yang ku saksikan sebelumnya, tetapi yang penting adalah Ellie aman.
Itu sudah cukup untuk saat ini.
Mereka masih tersembunyi di tempat perlindungan bawah tanah, setidaknya terlihat jelas dari arsitektur bangunan saat Ellie menceritakan apa yang terjadi padanya di Elenoir. Relik itu tidak memungkinkanku untuk mendengar percakapan, tetapi aku mengartikannya dengan membaca bibirnya sebaik mungkin.
Campuran emosi meluap ketika aku menyadari bahwa adik perempuanku telah melawan seorang penyihir Alacrya yang sepenuhnya terlatih seorang diri. Aku marah padanya, takut dan mengkhawatirkannya — namun, dia bangga menjadi kesatria.
Alisku berkerut ketika aku mempertimbangkan deskripsi Ellie tentang waktunya di kamp Alacrya.
Bagaimana dia bisa begitu sembrono untuk berpura-pura menjadi orang dari ras yang dia tidak ketahui budayanya dan menyusup ke basis operasi mereka? Pikirku sambil menghela.
'Apa kau sengaja di sini atau apa kau hanya buta terhadap kemunafikan?' Tanya Regis.
Diam, bentakku, mengabaikan Regis yang sepertinya memutar matanya di dalam diriku.
Sudah cukup buruk bahwa nama Elijah muncul dari bibir Ellie. Ingatan tentang pertempuran terakhir dengan teman reinkarnasiku dan Scythe, Cadell, kacau, tetapi permusuhannya yang menujjukkan kebencian terhadap ku sangat jelas, dan itu membuatku muak mengetahui dia pernah dekat dengan adikku.
Tetapi baru setelah Virion mulai berbicara, banyak hal menjadi membingungkan. Meskipun aku tidak bisa memahami setiap kata yang dia ucapkan, ceritanya tentang serangan itu jelas berbeda dari yang ku saksikan.
'Hah. Yah, kurasa kau tidak bisa menyalahkan seseorang karena ingin menyangkal bahwa bukan hanya satu klan asura yang ingin kalian semua mati,' Regis menimpali.
Aku tidak berpikir itu sesederhana menyangkal. Dia tampak begitu yakin karena suatu alasan.
'mungkin dia tahu dan hanya ingin perhatian tentaranya tertuju pada musuh yang mampu dia lawan,' temanku menawarkan. "Taktik jangka pendek, tapi mungkin perlu."
'Mungkin,' aku menjawab, tetapi aku tidak yakin. Aku duduk, meletakkan siku di atas lutut. Dia bisa saja salah memahami peringatan Rinia, atau mungkin dia memang salah. Aku juga tidak yakin akan mempercayainya, jika aku tidak melihat Aldir melakukan pemusnahan.
Keselamatan dan kesehatan Ellie adalah beban yang sangat berat di pundakku, tetapi juga terasa pahit. Sebuah Negara, yang telah ku kunjungi beberapa kali, telah hancur total.
Berapa banyak yang tewas dalam serangan asura? Berapa banyak elf yang tidak bisa dievakuasi selama serangan awal Alacrya?
Dan bagaimana dengan Tessia?
Berdiri, aku mulai mondar-mandir melintasi sel kecil itu.
Pertarungan Tess melawan Lord Aldir dan Windsom, berdampingan dengan Nico, terulang kembali di pikiranku. Aku membayangkan cara dia bertarung, bagaimana dia bergerak begitu canggung, seperti dia kesulitan mengendalikan tubuhnya sendiri, dan bagaimana Nico menjaganya, menempatkan dirinya di antara dia dan serangan Windsom.
Dan cara mereka saling memandang, di akhir pertarungan…
Aku duduk kembali dan memutar relik di antara jariku tanpa sadar.
'Meskipun aku biasanya akan mengganggu momen sentimental semacam ini hingga kau marah, menurutku masalah Nico merebut gadismu perlu di— "
'Tidak sesederhana itu', aku memotong, rahangku terkatup.
Saat-saat terakhir sebelum Sylvie mengorbankan dirinya untukku, ingatan yang telah aku kuburkan dengan susah payah, muncul kembali:
“Kau bilang membawa Tess tidak akan mengembalikan Cecilia, kan? Nah, bagaimana jika itu bisa? ” Nico bertanya padaku.
Tess adalah wadah bagi Cecilia. Mereka ingin mereinkarnasi Cecilia menjadi tubuh Tessia. Nico telah memberitahuku sejauh itu.
Aku menyipitkan mata, fokus pada celah di langit-langit. Sambil menarik napas, aku memaksa diri untuk tenang. Aku perlu membuat langkah mundur secara mental sehingga aku bisa berpikir jernih.
Aku tahu bahwa reinkarnasiku sendiri entah bagaimana telah menjadi katalisator bagi Agrona yang mencari cara untuk membawa Nico ke dunia ini. Nico mencintai Cecilia dan mendedikasikan seluruh hidupnya untuknya… dan aku telah membunuhnya tepat di depannya.
Melihat hal itu terjadi, hidup dengan amarah, ketakutan, dan rasa bersalah saat aku menjadi raja dan memisahkan diri dari kehidupan lamaku… Aku tidak dapat sepenuhnya menyalahkan kebencian Nico.
Atau apakah Agrona melakukan sesuatu padanya untuk membuatnya seperti itu?
Menyalahkan Agrona atas keadaan Nico saat ini itu mudah, tapi itu juga seperti aku yang mencoba mengalihkan kesalahan. Kemungkinan besar, Vritra hanya bisa memanipulasinya karena ikatan kita di kehidupan kita sebelumnya.
Sekarang, Nico menginginkan Cecilia kembali… tetapi harus ada sesuatu yang lebih besar dibalik permasalahan reinkarnasi ini. Agrona bersifat perhitungan dan manipulatif — aku tidak percaya dia akan melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan dirinya atau tujuannya. Dia tidak akan berjanji untuk mereinkarnasi Cecilia hanya untuk membuat Nico bahagia.
Tentu saja, dia berniat memanfaatkannya. Persis seperti bagaimana Vera memanfaatkanku. Yang diinginkan Cecilia hanyalah kedamaian, itulah sebabnya dia…
Aku menggelengkan kepala, menarik diri dari pikiran tentang kehidupan masa laluku dan memaksa diriku untuk fokus pada masa ini.
Penatua Rinia telah mengatakan bahwa kami harus menjauhkan Tess dari Agrona, semuanya bergantung padanya. Ini sama sekali bukan tentang Nico. Ini tentang Cecilia.
Mungkin memang itu keinginan Agrona.
Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas.
Suport admin:
Gabung ke Tapas menggunakan invite code AMIR280K untuk mendapatkan sekaligus menyumbang Ink! Sponsor minggu ini masih tapas reward.