Novel The Beginning After The End Chapter 353 (Bag 1) Bahasa Indonesia

 

 



Bab 353:  Perubahan Paradigma (Bag 1)

ARTHUR LEYWIN

Aku menahan satu kaki di atas balkon yang tipis, bersandar ke dinding yang terbuat dari batu bata dan membiarkan perhatianku berkeliaran ke sekitar kampus Central Academy. Regis, sudah kembali ke kekuatan penuhnya dalam bentuk serigala bayangan besar, meletakkan cakar depannya di atas batu berwarna merah dan membiarkan angin sejuk mengipasi api surainya.

Saat itu masih pagi dan kampus sebagian besarnya masih gelap, dengan semburan merah muda dan oranye mulai menyoroti cakrawala dari jauh. Meski masih sangat pagi, para pelajar sudah mulai beraktivitas di sekitar kampus, berolahraga atau latihan. Kilatan sihir sesekali menerangi kampus seperti kembang api, tapi suaranya tidak terlalu terdengar dari atas menara. Tempat sempurna untuk berpikir.

"Jadi, menurutmu kita harus tinggal, ya?" Kata Regis, mengendus angin. "Dengan relic ..."

Aku menyandarkan kepalaku ke belakang dan menatap ke langit biru yang masih setengah hitam. "Setengah dari Compass (relic portal) tetap berada di tempatnya saat kita memasuki Relictomb. Meskipun kita bisa datang dan pergi sesuka hati, kita masih membutuhkan tempat yang aman untuk mengaktifkannya."

Regis kembali menatapku dengan rasa ingin tahu, matanya yang bersinar cerdas. "Dan apakah tempat ini benar-benar aman? Kita bisa kembali ke Darrin Ordin, atau ke neraka, atau mencari gua di pegunungan antah berantah."

"Akan banyak variabel lain yang tidak bisa ku prediksi. Di sini, aku tahu apa yang akan terjadi. Kita dalam bahaya ke mana pun kita pergi selama di Alacrya, tapi setidaknya kita punya jaminan di sini, sebuah identitas."

Sebagai seorang profesor, aku tidak hanya memiliki jaminan keamanan dan perlindungan politik, tetapi aku menyadari bahwa jabatan yang secara langsung ditawarkan kepadaku memiliki manfaat tersendiri. Apa pun keingintahuan atau keraguan yang mungkin dimiliki siswa dan rekan di fakultas tentangku, kecil kemungkinan mereka akan curiga bahwa aku adalah mata-mata dari Dicathen. Ada banyak alasan sederhana untuk menutupi setiap kesalahan langkah yang mungkin ku lakukan, dan para orang kaya dan berkuasa akan selalu menganggap kejadian aneh apa pun sesuai dengan imajinasi konyol mereka sendiri.

"Selain itu, kita belum sepenuhnya memahami kegunaan Compass."

Regis meregang sebelum berbaring dengan malas. "Apa memang begitu? Bagiku tampak cukup sederhana."

Aku mengeluarkan setengah Compass dari rune penyimpananku, itu bagian untuk descent, memperhatikan pada permukaannya yang melengkung dan tidak bercacat.

Regis benar. Sementara setengah dari relic membuat portal ke Relictomb, setengahnya lagi adalah kunci untuk kembali, meskipun tidak dengan membuat portal lainnya. Butuh beberapa waktu bagiku untuk memahami fungsionalitasnya, karena setengah dari relic itu tidak bereaksi dengan cara apa pun ketika aku memasuki Relictomb, memaksaku untuk membersihkan zona itu. Namun, ketika aku memasukkan aether ke dalamnya di dekat portal keluar dari zona, relic menyala dan menjadi hidup, memanipulasi portal keluar dari zona hingga muncul cahaya yang cemerlang. Ketika cahaya itu memudar, aku bisa melihat kamarku di sisi lainnya, Caera menungguku dengan tidak sabar untuk kembali.

Bisa masuk dan meninggalkan Relictomb sesuka hati mengubah segalanya. Setelah percobaan awal, Caera, Regis, dan aku kembali bersama untuk mengeksplorasi lebih jauh kemampuan relic itu, dan menyerap sejumlah besar aether dalam prosesnya.

"Jadi, sebenarnya berapa banyak jus anggur yang bisa ditampung intimu sekarang?" Regis bertanya, jelas membaca pikiranku.

Meskipun menjelajahi zona selama satu jam atau lebih, dan menyerap aether dari kedua beast yang kubunuh dan dari atmosfer, aku masih belum bisa mengisi penuh lapisan kedua dari intuku. "Kita tidak bisa menetapkan ukurannya," kataku, "dan aku benar-benar tidak tahu. Setidaknya sepuluh kali lebih banyak dari sebelumnya."

Bersemangat untuk menggunakan kekuatan itu, aku menarik mainan seed-pod dari rune dimensiku. Rekanku bergeser untuk berbaring, melihatku bekerja dengan bosan.

Ukuran penampung aetherku tidak pernah menjadi penghalang utama untuk menyelesaikan tantangan dari Three Steps, tetapi peningkatan kemurnian aether yang ku simpan dan efisiensi saluran aetherku membuatku lebih mudah fokus.

Ketika aku menyalurkan aether ke tanganku untuk membentuk cakar, aku bisa langsung merasakan perbedaannya. Pertama, pengurasan pada intiku bahkan tidak terasa. Bentuk cakarnya lebih mantap dan kokoh, dan terasa lebih mudah untuk diatur. Dan meskipun cakar ini hanyalah sebuah langkah menuju tujuanku yang sebenarnya, rasanya menyenangkan akhirnya membuat kemajuan yang nyata.

Regis menguap dengan berlebihan, menarik perhatianku. Bersandar malas di sana, dia membuat pertunjukan memanjangkan dan memendekkan cakarnya sendiri, lebih tajam dan lebih panjang.

Aku mengejek. "Pamer."

Mengambil cangkang keras di satu tanganku, aku menyelipkan cakar ke dalam slot dan mencari benih di dalamnya. Saat biji itu masuk ke dalam lubang, aku menariknya ke bawah, mencoba memaksanya keluar, seperti yang telah ku lakukan puluhan kali sebelumnya. Cakar itu mempertahankan bentuknya, secara otomatis menarik aether dari intiku untuk tetap stabil.

Melepaskan napas perlahan dan mantap, aku membayangkan bentuk cakar memanjang dan melengkung ke dalam lebih dalam, hampir membungkus benih kecil sehingga pas dengan sempurna di dalam lengkungan cakar. Aether dengan cepat menanggapi niatku.

Aku menyeringai.

Tsaat aku menarik. Tidak terlalu keras, tetapi dengan tekanan tetap yang perlahan-lahan aku tingkatkan sampai tepi lubang retak dan menonjol keluar, dan aku bisa merasakan benih meluncur.

Kemudian tekanan dilepaskan.

Benih berwarna coklat kusam sudah keluar dan mendarat di telapak tanganku.

Aku menatapnya, membayangkan bahwa Shadow Claws mengadakan upacara untuk dirayakan ketika salah satu anak mereka menyelesaikan ujian ini. Jika aku memiliki lebih banyak waktu di Relictombs dengan Three Steps, mungkin dia akan memiliki beberapa kenangan yang menggembirakan untuk dibagikan kepadaku untuk memberi selamat kepadaku, tapi ...

Hembusan angin bertiup melintasi atap menara dan meniup benih itu, memaksaku untuk menutup erat tanganku di sekelilingnya. Itu adalah pemikiran yang aneh dan serius untuk menyadari bahwa hasil dari usaha panjangku dengan seed-pod akan hilang dalam sekejap, tidak meninggalkan apa pun.

Aku melirik ke sekeliling atap yang tandus dan jalan-jalan kosong di bawah. Pegunungan yang tertutup salju menjulang di kejauhan. Bintang-bintang asing di atas memudar, diserap oleh matahari terbit.

Untuk anak Shadow Claw, berhasil mengeluarkan benih berarti diakui di suku dan keluarga mereka. Namun, bagiku, itu hanyalah pengingat bahwa aku tidak memilikinya.

"Maksudku, jika kau benar-benar tidak menginginkannya, aku bisa mengambilnya dari tanganmu," kata Regis, mengendus dengan penuh semangat pada bola cokelat kecil itu.

Mengikuti tatapannya, aku melihat lebih dekat pada benih itu dan melihat sebuah torehan di permukaan berwarna coklat polos. Secercah cahaya ungu bersinar melalui tempat bekas cakarku. Menggunakan cakar aether, aku menggores lebih banyak kulit dari biji itu, memperlihatkan bola dengan aether kental yang padat di dalamnya, ciri khasnya sepenuhnya tersembunyi oleh eksterior organik.

Saat aku menatap hadiahku, bertanya-tanya berapa banyak aether yang terkandung di dalamnya, dagu Regis bertumpu pada lututku. Matanya yang cerah terkunci pada benih itu, dan kepalanya beringsut lebih dekat.

Memikirkan kembali buah kaya aether yang tumbuh di zona hutan tempat aku melawan kaki seribu, aku memasukkan bijinya ke dalam mulutku dan menelannya.

Itu larut turun dan hingga di perutku seperti batu cair ketika inti aether benih itu pecah dan diserap. Intiku berdenyut saat menerima aliran energi itu, dan penuh dalam sekejap.

Itu terbakar seperti bara di ulu hatiku. Aku mulai bersinar ketika pelindung padat dari cahaya berwarna amethyst berkilauan di kulitku, aether berusaha untuk keluar. Melenturkan niatku, aku merasakan menara itu berguncang saat batu-batu dan mortarnya menegang melawan tekanan. Aether ambient berdengung untuk hidup, berputar-putar seperti kepingan salju di sekitar atap.

"Ada sedikit yang tersisa jika kau menginginkannya," kataku, membuat Regis tersadar dari kebingungannya.

Rekanku membenturkan kepalanya, mengerutkan moncongnya dengan cemberut. "Senjata pemusnah buatan dewa sepertiku seharusnya tidak boleh puas dengan barang bekas."

Sambil menggelengkan kepala, aku memejamkan mata dan mengalihkan perhatianku ke dalam, menjelajahi intiku yang menyala-nyala. "Terserah kau saja. Aku akan mengambil semuanya kalau begitu."

Regis meletakkan kaki depannya di lututku saat dia menatapku dengan datar. "Maaf canda pakbos."

"Sok jual mahal," aku menyeringai saat bentuk immaterial serigala bayangan itu bergabung dengan tubuhku dan mulai menyerap dari lautan aether di dalam diriku.



Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas.
 
Suport admin:
Gabung ke Tapas menggunakan invite code AMIR280K untuk mendapatkan sekaligus menyumbang Ink!
 








Commento

Postingan populer dari blog ini

Novel The Beginning After The End Chapter 345 (Bag 1) Bahasa Indonesia

Novel The Beginning After The End Chapter 445 Bahasa Indonesia

Novel The Beginning After The End Chapter 443 Bahasa Indonesia