Langsung ke konten utama

Novel The Beginning After The End Chapter 340 (Bag 1) Bahasa Indonesia



Bab 340:  Beban dan Kepentingan (Bag 1) 

Di sebelah kiri dan kanan dari pria berjanggut yang berpakaian bagus itu, ada para penjaga Ascenders Association (Asosiasi Ascender) yang melihatku dengan tatapan penasaran, dan dua Caster yang berbaris di belakangku menggumamkan sesuatu tentang “high mage (penyihir terhormat).”

Mencari hiburan—atau sesuatu yang lain, seperti rasa lapar terhadap sesuatu—terlihat di mata pria itu saat dia menganggukkan kepalanya penuh hormat dan memberi isyarat kepadku untuk ke dalam gedung. Memutar tumitnya, dia bergerak maju dengan langkah ringan namun dengan rasa percaya diri seorang pejuang, meninggalkanku di lorong masuk sempit yang diapit oleh para penjaga.

Meskipun lorong masuknya membosankan, setelah melewatinya aku disambut aula yang luas dengan kesan yang jauh berbeda. Ku pikir gedung Ascenders Assosiatio di Aramoor sudah sangat mengesankan, tetapi tempat ini lebih dari itu, lebih cocok dikatakan istana daripada gedung serikat yang sederhana.

Dinding, langit-langit, dan lantainya terbuat dari batu putih—lebih terang dan lebih bersih daripada marmer—dan pilar-pilar berukir tersusun dengan jarak sekitar 20 kaki membelah ruangan menjadi beberapa bagian. Rune emas ditanamkan ke lantai membentuk jalan setapak yang mengarah dari satu sisi aula ke yang lainnya, dan aku bisa melihat bentuk dari beast yang tertata di batu giok di beberapa tempat.

Dindingnya dihiasi dengan lusinan permadani yang menggambarkan para ascender di dalam Relictomb yang bertarung melawan aetheric-beast. Satu permadani besar menarik perhatianku; itu menunjukkan tiga pria berbaju zirah emas yang dikelilingi oleh segerombolan carralion—makhluk kecil dengan cakar yang ku lawan di convergence-zone (zona konvergensi).

Aku mengikuti pemandu itu berjalan di aula tanpa berbicara, kami berjalan cepat sambil melewati permadani dan dekorasi megah. Tatapanku terpaku pada karya seni yang luar biasa, bertanya-tanya apakah yang digambar ini adalah kisah yang diketahui oleh Alacryan pada umumnya.

Setelah melewati serangkaian meja dan area tempat duduk yang nyaman, kami menaiki tangga sempit yang terletak di salah satu sudut aula utama. Ini membawa kami ke balkon yang dikelilingi pagar besi hitam, dan menuju ke kantor besar yang menghadap ke aula di bawah.

Terlepas dari kurangnya percakapan selama perjalanan kami, jelas dia merasa nyaman dengan keheningan, atau mungkin posisinya. Cara dia duduk di kursinya di balik meja besar berukir dari kayu eboni dan dihiasi kerawang emas, meletakkan kaki di atas meja mewah, sebelum menyuruhku duduk. Dia menunjuk kursi mewah lainnya di depan meja, dan aku duduk, tanpa mengalihkan pandangan darinya.

“Jadi, kau orangnya.” Pria itu menyeringai, tapi aku bisa melihat tatapan serigala yang menggeram di balik topeng ramahnya.

"Aku baru saja menyelesaikan ascent-prelimku," kataku, seperti berbisnis. "Aku butuh lencana baruku."

“Oh, aku sudah memesannya. Asistenku akan membawanya sebentar lagi.” Senyumnya berubah menjadi lebih licik. "Dan aku yakin kau memiliki artefak penyimpanan yang terisi penuh dengan accolades (jarahan relictomb) untuk diserahkan, kan?" Matanya tertuju pada cincin di jariku. "Kau pintar, untuk menjaganya dari Granbehl."

Aku duduk lebih tegak, bibirku melengkung menjadi seringai. "Masalah itu sudah selesai," kataku dingin.

Dia mengangkat tangannya dengan polos. “Jangan salah memahamiku, Ascender Grey. Masalah itu berdampak buruk untuk bisnis—bisnis kita.” Seringainya menunjukkan kelicikan lagi. “Blood ternama kecil itu tidak memiliki kekuatan di sini di Central Dominion. Tidak, aku cukup serius: Kau telah menunjukkan bahwa dirimu cukup pintar."

“Jadi, bagaimana caramu mengurus itu?”

Aku membiarkan pertanyaan itu menggantung sementara aku mempertimbangkan jawaban. aku tidak bisa memastikan apa arti kata "itu" yang dia maksud.

Tidak ingin menjelaskan apa pun tentang diriku, aku akhirnya berkata, "Aku tidak yakin dengan apa yang kau maksud."

Dia menurunkan kakinya dari meja dan membungkuk di atasnya, menatapku dengan lapar. “Bagaimana kau bisa mendapatkan penempatan kerja di Central Academy? Ascender tidak ternama, baru selesai dari prelimnya... Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.”

Aku menghela nafas. “Komplikasi sering muncul karena terlalu banyak tahu.”

Giliran pria itu yang membiarkan kata-kataku menggantung sejenak sebelum dia bersandar dan tertawa, tawa yang tidak terkendali dan riang.

"Itu mungkin adalah perlakuan paling baik yang pernah kuterima dari orang yang berbicara denganku," dia berseri-seri, menunjuk jarinya ke arahku. “Aku menyukaimu, Grey! Sialan, tapi aku menyukaimu.”

"Kau berhasil menarik perhatian orang aneh lagi," Regis terkekeh.

Mengabaikan rekanku, aku memperhatikan mejanya untuk melihat apakah pria di depanku memiliki papan nama di suatu tempat. “Aku khawatir aku tidak—”

“Demi Vritra, di mana sopan santunku? Namaku Sulla dari Blood ternama Drusus, tapi semua orang di sekitar sini memanggilku Sul. Aku high-mage dari tempat kecil ini.” Penyihir itu menunjuk ke aula di bawah.

“Apakah kau menyambut semua ascender baru seperti ini, Sulla?” tanyaku ragu.

"Tidak," katanya, bersandar di kursinya. “Tentu saja tidak. Tapi kemudian, tidak banyak ascender baru yang mendapatkan lencana guru setelah satu kali ascent, atau diangkat menjadi profesor di akademi paling bergengsi di Alacrya”—kurasa itu tidak mungkin, tapi seringainya semakin tajam—“Aku ingin menemuimu secara pribadi.”

Aku menggertakkan gigiku. Ini adalah jenis perhatian yang ingin ku hindari.

'Mungkin kau seharusnya tidak selalu menarik perhatian orang,' komentar Regis mengejek.

“Aku hanya ingin mendapatkan lencanaku, menjual accolades, dan melanjutkan perjalananku,” kataku dengan jelas, memperjelas bahwa aku ingin mengakhiri percakapan ini. "Aku masih harus melapor ke Kantor Administrasi Mahasiswa dan meluruskan urusan penempatan. Perjalananku ke sini sudah cukup jauh."

“Ah, tentu saja,” Sulla menjawab dengan profesional, tetapi bahunya yang bungkuk dan cara dia bersandar menunjukkan bahwa dia merasa sedikit tertolak. “Sekali lagi, aku membiarkan antusiasmeku mengalahkan akal sehatku. Tapi berjanjilah kau akan segera kembali, Profesor Grey. Aku akan memastikan itu tidak akan sia-sia.”



Credit to Tapas as original english publisher. Support author dengan baca dan subscribe versi inggrisnya di tapas.
 
Suport admin:
Gabung ke Tapas menggunakan invite code AMIR280K untuk mendapatkan sekaligus menyumbang Ink!